Kamis, 20 Februari 2014

Segelas Cappucino Hangat

Segelas cappucino hangat disore hari
Menemaniku bersantai diantara rerumputan hijau yang basah
Juga harum tanah yang disirami hujan menyisakan aroma semerbak kecoklatan

Aku juga bersantai diantara pantai yang berpasir putih
Deru Ombak yang mengalun tenang
Camar yang berterbangan
Dan ufuk yang beranjak kemerahan

Sendiri diantara padatnya manusia yang wara wiri
Music yang mengalun lembut yang kudengar dari kejauhan
Dan cappucino hangat yang tinggal setengah

Masih saja aku belum beranjak
Menikmati indahnya hari yang mulai jingga kemerahan
Memamerkan warna keemasan diujung timur pantai ini

Menatap lurus kedepan
Dengan kacamata hitam bertengger diantara kedua bola mata
Agar kilauan senja tetap elok dimataku

Tuhan... Alangkah indahnya ciptaanmu
Aku mengaguminya setiap detik yang berlalu
Enggan beranjak walau sinar jingga telah meredup
Enggan melangkah walau yang tersisa hanya kegelapan
Dan cappucinopun telah mendingin tanpa tersentuh lagi..

Seperti jingga yang telah berlalu dikegelapan malam
Seperti itu juga aku harus beranjak meninggalkan hari yang membawa asaku
Membiarkan takdir bermain diantara harapan dan kenyataan

2 komentar:

  1. Aih puisi, menggambarkan keindahan melalui kata-kata...

    #jadi mau menulis puisi lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha... silahkan bg.. saya juga sudah lama tidak menulis puisi lagi

      Hapus