Rabu, 27 Februari 2013

my past !!



Hari ini aku mau berbagi luka perih dihati ini
Yups, aku lagi galau. Karena semalam putus sama pacarku!! Bisa dibayangkan gimana kondisi aku hari ini…. L
Aku putus sama il mio amante,,, kekasih yang aku harap menjadi pendamping aku untuk selamanya.. tapi nyatanya…..
Memang dulu ia dia pernah berjanji untuk melamarku, tapi untuk saat ini dia sudah melepaskanku
Padahal kami sudah menjalani waktu selama 10, memang itu waktu yang sangat singkat untuk saling mengenal dan memutuskan untuk hidup bersama

Aku Cuma tengah mengiklaskan dan merelakan apa2 yang memang bukan untukku
Dulu ketika dia tugas dijakarta dia pulang karena tak bisa jauh dariku
Waktu dia ditugaskan ke singapure dia juga tak pergi karena tak ingin meninggalkanku
Sekarng ketika dia ditugaskan ke kampong halamannya, padahal Cuma 8 jam perjalanan jauhnya, dia melepaskanku….
Itulah cinta yang harus kita terima, waktu jauh dia pulang, waktu dekat dia melepaskan

Jika dia memang jodohmu, seapapun cobaannya dia pasti akan bertahan dan tetap menggenggam tanganmu sekuat apapun badai menghalang
Jika bukan jodohmu seapapun kamu mempertahankannya tetap saja dia akan pergi  suatu saat nanti….

Begitu juga dengan rezeki, jika itu memang rezekimu  dari jarak jauhpun kamu sudah melihat dan menemukannya, jika bukan rezekimu dari mulut atau tanganmupun akan jatuh juga….

Maka dari itu, belajarlah untuk mengiklaskan apa2 yang memang bukan milik dan hak mu
Hingga kamu bisa berdamai dan menemukan kebahagiann lain yang lebih indah

Aku Cuma mau bilang makasih untuk semua yang pernah kita lewati bersama
Aku juga tau ini memang jalan yang terbaik untuk kita berdua
Walau aku tak bisa memungkirinya bahwa aku sedih akan kehilanganmu
Tapi aku akan terbiasa untuk tanpa kamu lagi disisiku
Bukankah selama ini kamu sudah mempersiapkan ini..
Terimakasih untuk masih memikirkan perasaan aku

Aku Cuma sedih, kehilangan orang yang sangat berharga dihidupku, karena keegoisanku slama ini, memang itu tak bisa lagi mengembalikan  semua keputusanmu tapi itulah kenyataannya
Ketika tak ada lagi kesempatan itu, kesempatan yang dlu aku sia- siakan…
Ah sudah lah penyesalah selalu datang terlambat bukan??

Aku kan mencoba, mencoba terbiasa tanpamu lagi
Tanpa genggaman tangan hangatmu
Tanpa bahu yang kokoh itu untuk aku membenamkan semua luka dihati
Tanpa pelukan yang mendamaikan hatiku…

Aku tak mampu untuk berkata selamat tinggal
Karena aku yakin kau akan kembali
Tapi disisi lain, kau tak pernah perduli
Akan perasaanku lagi

Aku sudah mencoba
Untuk terbiasa tanpamu lagi disisi
Tanpamu lagi yang menemani
Tapi… itu semua belum bisa

Aku masih sering memikirkanmu
Bayangmu masih menari indah dibenakku
Rasanya aku ingin memelukmu dan tak kulepas lagi
Tapi itu semua hanya mimpi

Kepergianmu benar2 membuat aku sadar
Bahwa aku benar2 mencintaimu
Bahkan sampai sekarang aku belum mampu kehilanganmu

Te amo, il mio amante….

Sabtu, 23 Februari 2013

Kisah CInta Saiyyidina Ali dan Fatimah

Ada rahasia terdalam di hati sayyidina ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.

‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ””Aku?”, tanyanya tak yakin.”Ya. Engkau wahai saudaraku!””Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?””Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?””Entahlah..””Apa maksudmu?””Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!””Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ”‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu.”

Kemudian Nabi saw bersabda: “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskimpoi empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:“ Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.”

semenjak kau pergi



Hatiku sakit, ketika perlahan dia menjauh dan meninggalkanku
Tak ada lagi yang dapat aku rasa… kepingan hati ini kembali retak
Entah dimana dia kini berada…. Aku sangat merindukannya
1 persatu kenanganku bersamanya tlah dibawa pergi
Kemana lagi dapat kucari bayangnya

Ketika facebooknya tak dapat lagi aku buka karena paswordnya sudah diganti
Dan seminggu kemudian facebooknya sudah ditutup
Ketika tak satupun smsku dibalas olehnya
Hatiku perih…. Tertusuk belatimu…

Sebegitu terlukanya kah engkau hingga  tak bisa memaafkan salahku
Sebegitu jahatkan aku hingga kau tak lagi memperdulikanku
Il mio amante, sungguh sekarangpun aku masih memikirkanmu

Engkau perlahan menjauh dari sisiku
Memberiku kesempatan untuk bisa melepasmu
Tapi apa kau tau… detik inipun aku tak bisa melupakanmu

Bagaimana.. bagaimana caraku untuk bisa melupakanmu
Sedangkan bagiku engkau adalah malaikat pelindungku
Orang yang teramat baik yang selalu ada untukku

Kemana engaku akan pergi??
Haruskah aku menunggumu atau melupakanmu
Karena aku tak tau, kapan kau akan kembali…
Setelah kata itu terucap
Tak lagi kau perduli keadaanku…

Orang- orang yang aku sayangi
Teman- teman yang dulu menemani
Kini mereka 1 persatu memiliki kekasihnya dan berbahagia
Sedangkan aku…
Sendiri dalam kesunyian ini semenjak kau pergi
Aku sakit,… karena kesepian ini mencekam hidupku
Tak ada lagi yang menghiasi hari ini semenjak kau pergi
Kemana lagi aku cari bayang yang dulu menghiasi tawa ini

Ah, semua sudah meninggalkanku kini
Dan aku sendiri dalam pekatnya sepi ini
Yang mencekam hari2 yang harus aku lewati sendiri
Tanpa ada lagi tawa yang menghiasi hari

Sabtu, 16 Februari 2013

bosan jadi pegawai??



Untuk menjadi seorang wanita karir, tidak seperti yang aku bayangkan selama ini semasa kuliah
Rasanya menjadi wanita  karir itu bangga banget,  lebih tinggi derajatnya dari wanita rumahan
Padahal itu semua salah
Ketika aku sudah terjun kedunia kerja,
Ada beban dan tanggung jawab tersendiri untuk menjadi wanita karir
Waktu yang terlalu singkat dengan keluarga
Berkurangnya sosialisasi dengan tetangga
Teman- teman yang menjauh karena kita tak punya waktu dengan mereka
Hidup seperti robot yang terjadwal
Tak ada waktu untuk “cuti” dari pekerjaan yang membosankan
Bahkan waktu istirahat kurang

Tak ada lagi masa2 indah semasa kuliah dulu
Yang jika tidak ada jam kuliah pergi ke perpustakaan baca novel atau sekedar online wifi gratis
Kadang ketaman baca novel sambil dengerin music di mp3 yang tidak lupa makanan dan minuman yang banyak di depannya
Atau rame2 pergi kepantai sekedar melepas penat
Shopping bareng temen2
Atau sekedar nongkrong di mall sambil ngecengin cowok cakep
Tak ada lagi masa2 itu… masa2 santai yang penuh dengan hura2 bareng temen2 kuliah

Ah, sungguh saya merindukan masa2 itu, kini AKON 07 sudah diwisuda semua
Sudah pada pulang kampong semua, mereka sudah siap untuk berbakti kepada Negara dengan title baru yang diemban mereka untuk memajukan daerah juga bangsa ini

Kini aku harus terbiasa dengan rutinitas ini, yang sudah hamper 1 tahun aku jalani
Rutinitas yang membuat aku ingin bunuh diri karena hanya itu2 saja yang aku kerjakan selama 1 minggu
Dari pagi masak, mandi, pergi ke kantor sampai sore, plang, nonton, tidur malam, bangun pagi, masak, mandi,… ya hanya itu2 saja yang saya kerjakan selama 6 hari, hanya 1 hari saya memiliki waktu istirhat…….. oh, rasanya saya mau pecah kepala memikirkan tentang rutinitas ini

Saya bosan jadi pegawai, mungkin saya baru tau kenapa bisa bosan menjadi pegawai…..
Apa lagi jika dikantor tidak ada pekerjaan yang dapat dikerjakan selain duduk didepan computer, berselancar didunia maya, atau nonton….
Tapi badan saya butuh jalan2, tidak hanya seharian duduk dikursi dan menatap layar kotak ini

Sudah lah, semua punya masanya.. masa dimana manusia harus bertanggung jawab dengan apa yang dijalaninya
Seperti aku saat ini, harus bertanggung jawab dengan pekerjaanku sekarang
Harus bisa menyukainya walau terkadang bosan menghampiri

Dan tak terasa usiaku sudah 25 tahun, ya,,,, 25 tahun, dan aku merasa aku baru berusia 23 tahun, heehheheh
Entah karena orang2 selalu berfikir bahwa aku masih anak2 karena tubuhku yang kecil ( tinggi 160 cm, berat 45 kg)
Entah karena mukaku yang baby face….. yang orang masih menganggap aku anak kuliahan….
Ah sudahlah, mulai dari sekarang aku harus dewasa
Walau orang berkata aku masih anak2 dari facenya, tapi pemikiran aku harus dewasa
Uda ¼ abad, hehehhehehhehhehe
Dan entah apa saya yang sudah aku lakukan untuk membahagiakan orang2 yang aku sayangi…
Huft….. jika berfikir tentang itu, aku kembali ingin bunuh diri :P

Yups, hari ini aku berfikir bahwa aku sudah dewasa dan harus dewasa wlau orang menganggapku masih anak2 dan aku sering menganggap juga begitu..
Tapi aku harus berubah cara berfikirku, tingkahku, dan semua sikap kekanak2an ku selama ini

Aku harus siap melangkah menuju masa depan yang lebih besar lagi tanggung jawabnya dari ini, yah mungkin nanti seorang istri, seorang ibu, seorang anak bagi keluarga besarnya, seorang adik bagi kakak2nya…
Aku harus bisa membahagiakan orang2 yang aku sayangi




OMG, gw lupa… ada skripsi adek yang belum kelar gw kerjain, damn it!!

Selasa, 12 Februari 2013

Cara Move On Dari Sang Mantan



Buat kalian yang lagi susah untuk move on dari sang mantan
Mari merapat, aku mau bagi tips pribadi yang membuat aku bisa move on dari sang mantan


Kalian percaya enggak bahwa ada seseorang yang saat ini lagi perhatian sama kamu, lagi mencoba mendekati kamu, baik itu mantanmu yang dulu, orang yang emang udah dari dulu suka sama kamu tapi kamu males ladeninnya, atau bahkan kecengan baru elu
Hayooooooooo, pasti saat ini elu lagi senyam senyum mikirin orang yang smsin elu tiap hari
Nyadar gak sih lo, gara2 kehadiran dia atau mereka rasa kecewa lu sama mantan sedikt terobati

Mungkin saat malam kamu lagi pengen banget smsin dia atau nelpon untuk dengar suaranya dia, tapi kamu gak bisa… tiba2 ada yg smsin lo, ngajak lu chatting ato nelponan sama lu
Lo harus berterima kasih sama dia, karena dia uda buat lo gak merindukan mantan lo malam itu walau perasaan lo masih untuk si mantan


Atau tiba hari minggu, yang dulu lo emang tiap minggu pigi sama dia, kemana pun itu, pasti lo pigi sama dia, dan kini saat lo udah sendiri lo gak tau musti harus gimana, pergi sama siapa atau kemana.. mending saran gw lo gak usah kemana2..
Coba lo pikir lagi, dulu saat tiap minggu lo keluar sama dia pasti lo bosan juga kan tiap minggu jalan, pasti ada perasaan ingin dirumah aja hari minggu, golek-golek dikamar, dengerin music atau beresin kamar yang udah berantakan… nyiram tanaman,, atau bahkan jalan sama teman2 yang emang udah gak pernah jalan bareng lagi semenjak punya pacar..

Kini saatnya lo kembaliin masa2 lo yang dulu terkontaminasi oleh pacar, buat semacam draf kegiatan yang baru dihari minggu yang bakal lo habisin baik sendirian maupun sama temen2
Misalnya, bagun jam 8, mandi, beresin kamar sambil dengerin music, nyiram tanaman, all
Kemudian siang istirahat atau nonton film kesukaan sambil ngemil makanan atau coklat, sorenya lu keluar deh baik ke mall bareng temen2 sambil ngeceng cowo baru, atau baca novel di taman sambil dengerin mp3,
Ada banyak hal yang bisa lo lakuin gan walau tanpa pacar dan itu bisa bahagian lo

Come on, lo pasti bisa… gw aaja bisa masa lu enggak….. :P
Cemburu donk ma gw, gw baru aja putus sama mantan dan Cuma butuh waktu 1 bulan untuk move on dari dia..
Sekarang gw happy, gw jalanin hari gw dengan bahagia, gw buat artikel ini, gw bagi kebahagiaan gw sama kalian, dan itu membuat bahagia gw bertambah..

Oc girls, uda siap untuk move on dari mantan???
Siap enggak siap harus siap ya
Karena ada seseorang yang bakal ngegantiin dia suatu saat nanti
Tergantung elu mau dapatein dia cepet atau malah mau galau2an dulu yang lama
Hingga nanti lo bakal berfikir
“kenapa gak dari dulu aja gw move on dari sang mantan, kalau gw bisa sebahagia gini sekarang”